Krisis
Ekonomi Amerika 2008-2009
Krisis
ekonomi Amerika atau disebut juga krisis ekonomi global yang terjadi pada tahun
2008-2009 adalah krisis yang dipicu oleh suatu krisis keuangan yang besar di AS
pada tahun 2007 dan melalui keterkaitan keuangan global, krisis tersebut
menjaar ke sebagian besar dunia, terutama negara-negara maju seperti Jepang,
dan UE yang secara ekonomi dan keuangan sangat terintegrasi dengan AS. Di Asia,
banyak negara yang terkena dampak dari krisis tersebut, termasuk Cina, India,
dan Indonesia; walaupun derajat dari dampaknya bervariasi antarnegara,
tergantung pada kondisi dan tingkat integrasi dari negara bersangkutan dengan
ekonomi dunia.
Krisis
2008-2009 tersebut mempengaruhi banyak negara melalui sejumah jalur, yaitu
ekspor, investasi, dan pengiriman uang dari pekerja-pekerja migran. Namun
demikian, jalur paling utama untuk sebagian besar negara-negara yang terkena
dampaknya adalah ekspor, seperti yang dinyatakan dalam Asian Development outlook 2009. Inti dari laporan ini menjelaskan,
bahwa ekonomi-ekonomi di Asia sangat terintegrasi dengan ekonomi dunia lewat
ekspor seperti: Hongkong-Cina, Korea Selatan, Malaysia, Singapura, Cina Taipei,
dan Thailand yang bisa terkena dampaknya dari krisis tersebut dibandingkan
negara-negara yang relatif lebih berorientasi ke dalam negeri, termasuk
Indonesia.
Konsekuensinya,
dampak dari krisis itu sangat luas terhadap volume ekspor, jumlah produksi, dan
para pekerja dan keluarga mereka di negara-negara Asia yang berorientasi ekspor
tersebut. Banyak perusahaan eksportir pada industri manufaktur, yang kebanyaka
berlokasi di daerah perkotaan/urban, di negara-negara itu mengalami penurunan
permintaan dunia terhadap produk-produk mereka. Untuk menyiasati kondisi yang
buruk ini, jam kerja pekerja dikurangi dan upahnya diturunkan. Bahkan, banyak
juga perusahaaan yang terpaksa yang mem-PHK-kan sejumah pekerja mereka,
khususnya di bagian produksi yang tidak terlalu penting. Akibatnya, banyak
pekerja terpaksa kembali ke kampung halaman mereka dan mencari pekerjaan atau
melakukan usaha sendiri di sektor informal di pedesaan, yang kebanyakan dengan
pendapatan tidak stabil atau lebih rendah dibandingkan pendapatan mereka
sebelumnya di perkotaan.
Ekspor
merupakan jalur transmisi yang memiliki dampak bagi kebanyakan negara, terutama
negara-negara yang berorientasi ekspor seperti yang telah disebutkan diatas,
maka krisis ekonomi global 2008-2009 bagi banyak negara , termasuk Indonesia,
merupakan sebuah krisis permintaan dunia. Walaupun begitu, negara-negara
tetangga sesama Asia Tenggara, masih menunjukkan daya tahan terhadap krisis
tersebut pada tahun 2008. Pada saait itu, mereka masih sanggup mempertahankan
pertumbuhan ekonomi yang positif, walaupun lajunya bervariasi antar kuartal dan
pertumbuhan negara. Satu hal yang menarik, bahwa sementara ekonomi dari
negara-negara lain mengalami keterpurukan yang serius, Indonesia tidak hanya
mempertahnakn pertumbuhan PDB yang positif, tetapi juga laju pertumbuhannya
sedikit lebih tinggi selama kuartal pertama dan kedua tahun 2009. Namun
demikian, secara keseluruhan, laju pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk tahun
2009 tercatat hanya bisa mencapai seitar 4,5 persen, yang jauh lebih rendah
dibandingkan apa yang teah dicaai pada tahun 2007 dan 2008. Ini memberi kesan
bahwa ekonomi Indonesia juga terkena dampak dari krisis ekonomi global tersebut.
Krisis
Politik Tunisia
selain
dari krisis ekonomi yang menguncang dunia tersebut, kita ketahui krisis politik
juga terjadi beberapa tahun lalu di Tunisia. krisis politik merupakan krisis terhadap
pemerintah yang otoriter, yang sering dikenal dengan Arab Spring. Bermula
di Tunisia, diikuti oleh Mesir,dan Libya,lalu meluas ke beberapa negara Arab
lainnya. Gema perlawanan masyarakat terhadap pemimpin otoriter yang telah
berkuasa lama ini tidak hanya berdampak di negaranegara Arab, tetapi juga
meluas ke negara otoriter lainnya, terutama yang pemimpinnya telah lama
berkuasa.
krisis ini
diawali dengan munculnya kerusuhan yang dipicu oleh seorang alumni perguran
tinggi Tunisia namun tidak mendapatkan lapangan kerja sehingga membakar dirinya
di kota Sidi Bousaid, sehingga kerusuhan semakin membesar bagaikan bola api
sejak sebulan lalu. Kerusuhan tersebut juga merembet ke negara tetangga,
Aljazair yang dipicu oleh kenaikan barang-barang seperti tepung roti, gula dan
minyak, yang juga saya tulis (tautan dibawah).
Krisis di Tunisia semakin membesar yang menyebar di
berbagai kota. Di tengarai sudah lebih dari 51 orang meninggal, berdasarkan
berita, dan perlakuan militer juga dikritik oleh dunia internasional akibat
kekerasan tersebut. Pihak internasional meminta militer tidak menggunakan kekerasan
atau senjata dengan menembakkan kepada para demonstran. Akhirnya kemarin (13/1)
pemerintah memberlakukan jam malam di berbagai kota di Tunisia. Namun,
demonstrasi massa semakin membesar. Dalam pidatonya kemarin (13/1), Presiden
Ben Ali meminta kepada rakyat Tunisia untuk memberikan kesempatan kepada
pemerintah untuk membangun negara dan menyelesaikan persoalan bangsa, namun
himbauan tersebut dianggap sudah terlambat. Presiden memang ketika kerusuhan
pertama di kota Sidi Bousaid menjanjikan melakukan pembangunan kota tersebut
dan memberikan bantuan sosial negara kepada alumni perguruan tinggi yang belum
bekerja. Sebelumnya Presiden Ben Ali juga mengatakan bahwa fenomena
pengangguran dan ketidakadaan lapangan kerja dan krisis keuangan bukan hanya
dialami oleh Tunisia saja, namun juga menjadi fenomena luas di dunaa, dimana
negara maju juga terkena krisis keuangan tersebut. Namun, nampaknya himbauan
Presiden tidak mendapat respons positif dari rakyat Tunisia. karena itu,
kekerasan terhadap masyarakat pun terjadi oleh sejumlah gerakan militer, dan
hal ini menyebabkan krisis politik di Tunisia semakin memanas dan keadaan chaos
pun tidak dapat terhindarkan.
Mata Uang Euro
Mata uang
EURO untuk pertamakali digunakan hanya untuk transaksi komersial dan keuangan
pada tanggal 1 Januari 1999. Sedangkan mata uang kertas dan koin akan dicetak
belakangan. Negara yang setuju memakai EURO sebagai mata uang ada 12 negara
(Yunani masuk tahun 2001). Inggris, Denmark dan Swedia berjibaku untuk berdiri
di luar kerangka EURO dengan alasan politis (kedaulatan keuangan) untuk
mensukseskan peluncuran EURO sebagai mata uang masa depan Eropa dan Dunia
digunakanlah “European Currency Unit (ECU) sebagai satuan nilai tukar mata uang
negara anggota dengan EURO. Misal 1 Deutsche Mark = € 0,68 dstnya. Sementara
European Exchange Rate Mechanis m (EERM) diterapkan untuk menahan fluktuasi
kurs antara mata uang anggota dengan ECU.
Perayaan
tahun baru 2002 sekaligus menjadi momentum peluncuran EURO sebagai mata uang
tunggal di 12 negara UE. Uang kertas EURO memiliki fitur yang sama di semua
negara, sedangkan koin memiliki ciri khas negara anggota. Aktifitas penyedotan
mata uang lama seperti “Deutsche Mark (DM)” dilakukan dalam kurun waktu
tertentu. Sementara pencetakan dan distribusi mata uang baru merupakan tugas logistik
baru yang menyenangkan, karena akan berdampak positif terhadap pengurangan
transaksi perdagangan dan stabilitas mata uang.
K-Pop
Wave di Indonesia
Korean Wave, "Gelombang
Korea" atau Hallyu adalah istilah yang diberikan untuk tersebarnya
budaya pop Korea secara global di berbagai negara di dunia. Umumnya
Hallyu memicu banyak orang-orang di negara tersebut untuk mempelajari Bahasa
dan Kebudayaan Korea. yang paling kita rasakan saat ini tentu saja budaya-
budaya pop Korea seperti drama/ film Korea dan musik-musik Korea. kebiasaan ini
bermula saat drama Korea ditayangkan di televisi-televisi nasional kita pada
tahun 2000-an. masih belum terlalu populer pada saat itu sehingga belum dikenal
istilah Kpop. baru pada beberapa tahun yang lalu, mulailah invasi musik-musik
Korea di Indonesia merebak seperti bom. kehadiran musik Pop Korea ini dibawa
oleh para grup penyanyi yang kita kenal saat ini sebagai Boyband dan Girlband.
Berbagai nama Boyband dan Girlband bermunculan dan berhasil mengumpulkan jutaan
fans dengan pecinta musik di Indonesia. hal inilah yang paling mempengaruhi
masyarakat Indonesia untuk lebih mengenal dan mencintai budaya Korea. Minat
masyarakat untuk mempelajari budaya Korea sangat tinggi, sehingga mulailah
banyak bermunculan kelompok-kelompok/komunitas para penari Kpop, atau para
pecinta film Korea, atau banyak didirikannya sekolah/kursus bahasa Korea
sehingga orang-orang yang ingin belajar bahasa Korea semakin mudah. tidak hanya
berpengaruh terhadap budaya film dan musik saja, gelombang Kores juga
berpengaruh terhadap meningkatnya wisatawan dan minat orang-orang yang
mengunjungi negara Ginseng ini. selain karena keinginan untuk mendatangi negara
asal idola favoritnya, negara Korea juga menyuguhkan banyak tempat-tempat yang
sangat menakjubkan, baik itu wisata alam ataupun perkotaannya. semakin menambah
nilai plus bagi Korea, karena telah berhasil menginfus dunia melalui penyebaran
budaya Kpop nya ini.